Para Khulafaur Rasyidin adalah para sahabat Rasulullah yang
terpilih sebagai pemimpin setelah wafatnya rasulullah. Khalifahh dalam bahasa
Indonesianya adalah pengganti atau orang yang ada di belakang. Rasyidin artinya
benar, pintar, lurus. Jadi arti dari Khulafaurr Rasyidin ada pengganti yang
membenarkan jalan yang lurus. Tugas Khulafaur Rasyidin adalah sebagai kepala Negara
pengganti Rasul. Dengan berasazkan hukum Rasul, tak salah lagi kalau masa Khulafaur
Rasidin adalah masa di mana ummat Islam
mendapatkan kebahagian yang sempurna. Kasih sayang, kedamaian, kentrentaman, serta keadilan yang tak memandang perbedaan. Adapun para khalifahh yang terpilih tersebut ialah: Abu Bakar As-Siddiq, Umar Al-Faruq, Ustman Dzun- Nurain, dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka inilah para pengganti Rasulullah setelah Rasul wafat. Taatnya mereka kepada Rasulullah, telah menjadikan hukum Islam sebagai Hukum yang patut di jadikan contoh dalam pemerintahan. Dan mereka juga telah membuktikan bahwa mereka bisa melakukan peradaban. Yakni dengan berakar pada akidah, mereka dapat melahirkan para generasi yang bisa membawa perubahan dunia. Bagai mana kita dapat meneladani para khalifah kita? Jawban nya hanya diri kitaa lah yang bisa menjawabnya.
mendapatkan kebahagian yang sempurna. Kasih sayang, kedamaian, kentrentaman, serta keadilan yang tak memandang perbedaan. Adapun para khalifahh yang terpilih tersebut ialah: Abu Bakar As-Siddiq, Umar Al-Faruq, Ustman Dzun- Nurain, dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka inilah para pengganti Rasulullah setelah Rasul wafat. Taatnya mereka kepada Rasulullah, telah menjadikan hukum Islam sebagai Hukum yang patut di jadikan contoh dalam pemerintahan. Dan mereka juga telah membuktikan bahwa mereka bisa melakukan peradaban. Yakni dengan berakar pada akidah, mereka dapat melahirkan para generasi yang bisa membawa perubahan dunia. Bagai mana kita dapat meneladani para khalifah kita? Jawban nya hanya diri kitaa lah yang bisa menjawabnya.
Adapun akhlak- ahlak khalifah
yang bisa kita jadikan pedoman hidup kita baik itu dalam pemerintahan maupun
untuk diri kita sendiri.
1.
Musyawarah
Apabila terjadi suatu perkara Khalifahh Abu Bakar Ash Shiddiq mencari
hukumnya dalam kitab Allah, bila tidak memperolehnya, ia mempelajari bagaimana
Rosulullah SAW bertindak dalam perkara seperti ini. Dan bila ia tidak menemukannya, ia mengajak tokoh-tokoh yang
terbaik untuk bermusyawarah.
2.
Sikap Tegas
Bersikap tegas
dalam menghadapi orang-orang yang murtad, orang-orang yang mengaku sebagai nabi
dan orang-orang yang tidak membayar zakat.
3.
Terbuka untuk kritik
Hal ini dapat terlihat sebagaimana dalam khutbah pertama setelah Abu Bakar
As-Siddiq dibaiat menjadi khalifahh “Apabila aku berbuat baik, bantulah aku;
tapi apabila aku berbuat buruk, maka luruskanlah.
4.
Memberi Tanpa Pamrih
Hal ini sangat terlihat dimana
Ustman membeli sumur milik Orang Yahudi untuk di bagikan rakyatnya yang sedang mengalami masa kemarau yang
panjang. Begitu juga ia mengirimkan beberapa unta yang penuh dengan bahan
makanan ke kabilah yang sedang tak ada bahan makanannya.
5.
Rasa peduli Tanpa ada Beda.
Hal ini
mungkin sudah sangat masyur di antara kaum muslimin. Yaitu Umar, selalu memerah
susu kambing bagi para janda. Hal ini dikerjakan oleh beliau tanpa melihat
derajat.
Seandainya hal yang diatas
di jadikan pedoman dalam pemerintahan sungguh, tak ada lagi yang namanya demo,
suap menyuap, dan maksiat politik lainnya. Para khalifah sudah membuktikan
bahwa hanya hukum Islamlah yang berlaku di bumi Allah ini. Selama tiga puluh
tahun masa khalifah menaungi bumi ini. Tapi tak ada satupun yang menyela sistem
pemerintahan para Khalifah. Bahkan mereka sangat merindukan masa-masa kekhalifahan
itu. Masa dimana Abu bakar yang bijak, Umar yang adil dan tegas, Ustman yang
dermawan, dan Ali yang cersdas.
Adapun ibrah atau pelajaran
yang bisa kita ambil dari masa para khalifah adalah ketulusan, kaluhuran, dan
kemuliaan akhlak yang tinggi yang harus di contoh bagi generasi penerus Islam.
Para khalifahh hanya menjalankan amanah Allah, menegakkan agama Islam di muka
bumi ini. Bukan menegakkan reklame kampanye. Hanya masa khalifahhlah ummat
Muslim dapat bersatu. Karna mereka melakukan tugasnya bukan karna beralas nafsu
melainkan Al-Quran dan Sunnah Rasul. Tujuannya memperluas daerah kekuasaan
bukan karna ingin jabatasn melainkan agar mereka bersatu untuk meyembah Allah
bukan bersatu memilih mereka ketika pemilu.
Subhanallah, betapa indahnya Islam. Para Khalifah yang masa pemerintahannya
tidak ada yang meneyela membuktikan bahwa Islam merupaka agama Rahmatan
Lil’alamiin.
Komentar
Posting Komentar
Pengunjung Yang baik selalu meninggalkan komentar